Minggu, 22 September 2013

Romawi Kuno

Diposting oleh Pernak Pernik Sejarah di 11.55
            Romawi Kuno adalah peradaban yang tumbuh dari komunitas pertanian kecil yang didirikan di Semenanjung Italia pada abad ke-9 SM. Seiring waktu, Romawi menjadi kekaisaran kuat yang menguasai Laut Tengah. Dalam 12 abad keberlangsungannya, peradaban Romawi berubah-ubah dari monarki, menjadi republik campuran oligarki dan demokrasi, dan akhirnya menjadi kekaisaran otokrasi. Melalui penaklukan dan asimilasi, Romawi mendominasi Eropa Barat, seluruh Laut Tengah termasuk Timur Dekat dan Afrika Utara, Semenanjung Balkan, dan Laut Hitam.
Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran pada abad ke-3 M, dan menjadi semakin gawat pada abad ke-5 M. Diperparah dengan adanya ketidakstabilan pemerintahan dan serangan dari beragam suku-suku di perbatasannya, Kekaisaran Romawi Barat, yang meliputi Hispania, Galia, dan Italia, akhirnya terpecah menjadi banyak kerajaan kecil pada abad ke-5. Kekaisaran Romawi Timur, yang dipimpin oleh kaisarn Konstantinus, berhasil bertahan dari krisis ini, dan selanjutnya terus bertahan sampai seribu tahun berikutnya hingga kelak ditaklukan oleh Kesultanan Ustmaniyah. Kekaisaran Romawi Timur disebut juga sebagai Kekasiaran Bizantium.
Peradaban Romawi banyak berpengaruh terhadap perkembangan hukum, militer, seni, sastra, arsitektur, teknologi, dan bahasa di dunia, khususnya di Dunia Barat. Salah satu warisan Romawi yang masih terus digunakan bahkan di Indonesia adalah huruf Latin.
A.       Sejarah
Sejarah Italia pada masa antikuitas kebanyakan mengikuti perubahan yang terjadi di Asia Barat yang terjadi lebih awal. Orang modern pertama tiba di Italia dari Asia Barat sekitar tahun 10000 SM. Sekitar tahun 5000 SM kelompok kedua pengelana dari Asia Barat membawa serta kemampuan bertani dan berternak ke Italia.
Ketika orang-orang mulai menggunakan perunggu di Asia Barat, sekitar tahun 3000 SM, orang di Italia pun dengan cepat belajar cara menggunakan perunggu. Sekitar tahun 2000 SM, gelombang ketiga rombongan orang-orang datang ke Italia dari Asia Tengah, mereka adalah bangsa India-Eropa. Mereka membawa suatu bahasa baru, yang kelak menurunkan bahasa Latin.
Zaman Kegelapan yang menimpa Mesir, Yunani, dan Asia Barat sekitar tahun 1200 SM nampaknya tidak terjadi di Italia, namun orang-orang Italia terus belajar dari Asia Barat. Mereka belajar cara menggunakan besi sebagai pengganti perunggu untuk peralatan dan senjata mereka. Seperti halnya orang-orang di Asia Barat dan Yunani, orang-orang Italia mulai membangun kota-kota dan bangunan batu besar, dan mereka bereksperimen dengan pemerintahan mereka- biasanya raja memerintah dengan diawasi oleh Senat yang terdiri atas kelompok orang kaya.
Sekitar tahun 500 SM, dua perubahan besar terjadi di Mediterania timur, dan orang Romawi belajar dari keduanya. Yang pertama, pada tahun 536 SM Koresh Agung menaklukan sebagian besar Asia Barat dan mendirikan Kekaisaran Persia - kekaisaran terbesar pertama di dunia. Pada pertengahan 400-an SM, orang Romawi (seperti orang Athena dan Kartago) mengikuti tindakan Persia dan mulai menaklukan tetangga-tetangga mereka. Yang kedua, banyak kota di Yunani dan Afrika Utara menggulingkan raja mereka dan membiarkan Senat berkuasa (orang Athena bereksperimen dengan melaksanakan demokrasi). Pada tahun 509 SM, orang Romawi melakukan hal yang sama, mereka menggulingkan monarki dan mengganti sistem pemerintahan menjadi republik. Pada tahun 275 SM Romawi sudah menguasai seluruh Italia, kemudian mereka memerangi Kartago dalam perebutan kendali di Mediterana Barat. Pada tahun 146 SM, Romawi sudah berhasil menguasai seluruh Mediterania.
Seiring penaklukan Romawi di Mediterania, orang-orang kaya yang menjalankan pemerintahan menjadi semakin kaya, sangat kaya. Mereka mulai berselisih untuk menguasai kekaisaran baru itu. Pada tahun 30 SM, satu orang, yaitu Augustus, berhasil menguasai Kekaisaran Romawi. Setelah dia meninggal, kerabat-kerabatnya mewarisi tahtanya.
Selama dua ratus tahun setelah itu, Kekaisaran Romawi menikmati kedamaian yang panjang ketika seorang demi seorang pria menjadi kaisar Romawi. Beberapa wanita, misalnya, Agrippina dan Julia Domna, juga pernah berkuasa. Namun pada tahun 220 M, orang Sassaniyah mulai menyerang Kekaisaran Romawi secara lebih agresif dari arah Timur, orang Jermanik di Utara juga mulai memanfaatkan kesempatan untuk menyerang Romawi. Untuk memperoleh pasukan yang cukup, Romawi terpaksa menyewa orang Visigoth dan Ostrogoth dari luar kekaisaran untuk bertempur sebagai tentara bayaran.
Masa damai pada awal tahun 300-an M menjadi waktu yang cukup baik bagi Kekaisaran Romawi. Namun perang kembali meletus pada tahun 350-an M, dan meskipun mereka bertempur dengan gigih, pada akhir tahun 400-an M, Romawi terpaksa menyerahkan banyak daerah di barat kekaisaran kepada para tentara bayaran yang pernah mereka sewa.
Di Mediterania Timur, Kekaisaran Romawi terus berlangsung, dengan ibukotanya di Konstantinopel. Tapi kemudian seperti yang pernah terjadi di Barat, Romawi makin meningkatkan penggunaan tentara bayaran, terutama orang Arab. Pada tahun 600-an M, orang-orang Arab itu mulai melawan Romawi dan bukannya membantu. Dengan cepat, mereka mendirikan Kekaisaran Islam di tempat yang dulunya dikuasai Romawi. Sisa-sisa terakhir Kekaisaran Romawi Lama, yaitu Konstantinopel, jatuh ke tangan Muslim pada tahun 1453 M.
B.       Pemerintahan
Sejak 500 SM sampai mendekati 1500 M, selama dua ribu tahun, pemerintahan Romawi kurang lebih memakai sistem yang sama, dengan kata lain, tidak banyak terjadi perubahan, meskipun perubahan itu tetap ada seiring waktu.
Pada awalnya, Romawi dipimpin oleh raja yang dibantu oleh senat. Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500 SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi konsul. Kedua konsul memegang kendali atas pasukan, behak menyatakan perang, menentukan jumlah pajak, dan membuat hukum. Suatu keputusan harus disetujui oleh kedua konsul; jika salah seorang mengatakan “veto” (aku tolak), maka keputusan tidak jadi dilaksanakan.
Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat. Senat terdiri dari keluarga-keluarga kaya di Romawi. Perempuan tidak diperbolehkan menjadi anggota senat. Jabatan senator (anggota senat) merupakan jabatan seumur hidup. Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat, dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat.
Ada juga prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili kasus, beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada Tribunus, yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh Majelis. Tribunus berhak memveto keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin. Sementara Majelis adalah kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi. Mereka berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator. Namun Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh diisi oleh laki-laki.
Setelah Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Roma, mereka pun menerapkan sistem provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur memegang kendali atas pasukan di provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari kalangan jenderal.
Menjelang tahun 50 SM, yakni masanya Julius Caesar, jenral-jenderal ini mulai mengambil alih pemerintahan dan mengabaikan senat serta konsul. Mereka bisa melakukannya karena memiliki pasukan.
Augustus, pada 31 SM, adalah salah satu jenderal ini. Dia berhasil mendirikan suatu sistem baru. Lembaga senat dan jabatan konsul tetap disteruskan namun Augustus menjadikan dirina memiliki kekuasaan tertinggi. Dia berhasil membuat senat menjadikannya dirinya sebagai Tribunus, sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai. Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan orang yang menghalangi jalannya.
Sistem ini, yaitu Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan selama 1500 tahun sampai akhirnya Romawi runtuh.
C.       Sistem Kepercayaan
Dalam beberapa hal, sistem kepercayaan Romawi sangat mirip dengan agama Yunani, namun dalam hal lain, keduanya juga cukup berbeda. Seperti orang Yunani, bangsa Romawi juga mempercayai banyak dewa, dan masing-masing dewa mengendalikan berbagai unsur dunia dan kehidupan, misalnya badai, samudra, pernikahan, pandai besi, dll. Namun bangsa Romawi lebih tertarik pada konsep kontrak, dibandingkan bangsa Yunani yang lebih menyukai konsep keseimbangan. Salah satu konsep agama Romawi adalah "do ut des" (aku beri maka kau akan balas memberi). Orang-orang memberi persembahan pada para dewa sehingga para dewa akan memberi mereka pertolongan sebagai balasannya.
Dewa utama Romawi adalah Jupiter. Namanya berkaitan dengan dewa utama Yunani, Zeus, dan mereka pun banyak memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama dewa langit dan memiliki senjata berupa petir. Semntara itu, dewi Romawi Juno dan Minerva berkaitan dengan dewi Yunani Hera dan Athena.
Setelah ditaklukan oleh Romawi, bangsa Afrika (termasuk Mesir), Eropa, dan Asia Barat (termasuk Yahudi) tetap menyembah tuhan masing-masing sambil mengadopsi pemujaan dewa Romawi. Para pemimpin Romawi tidak keberatan dengan orang-orang yang menyembah banyak dewa, berapapun banyaknya. Namun mereka tidak suka jika orang Yahudi dan Nasrani menolak untuk menyembah dewa Romawi.
Pada awalnya, dewa Romawi dan dewa Yunani sangat berbeda walaupun sedikit berkaitan. Namun setelah bangsa Romawi mengenal agama Etruska dan Yunani, bangsa Romawi sangat mengagumi dewa-dewa mereka, dan bangsa Romawi pun mulai mengadopsi banyak dewa Yunani sambil tetap menyembah dewa Romawi, contoh dewa Yunani yang banyak disembah oleh Romawi adalah Kastor dan Pollux. Selain itu, bangsa Roamwi juga menyerap dewi Isis dai Mesir dan dewa Mithra dari Suriah.
Bagi orang Romawi, kaisar mereka adalah dewa, atau orang yang dekat dengan dewa. Di bagian timur Kekaisaran Romawi, orang-orang memuja kaisar sebagai dewa, sementara di bagian barat kekaisaran, orang-orang lebih memuja dewa pelindung sang kaisar, alih-alih kaisar itu sendiri.
Dewa-dewi Romawi :
Ø  Jupiter-Juno-Minerva
Jupiter adalah pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya Zeus di Yunani. Kemungkinan, keduanya berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa. Nama Jupiter sendiri berasal dari "Ju-pater" (Ju-sang ayah). Di sini kita bisa melihat bahwa "Ju" pada dasarnya adalah sama dengan "Zeus".
Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter sebagai bagian dari tga dewa (Jupiter, Juon, dan Minerva). Nampaknya mereka memperoleh konsep ini dari bangsa Etruska. Banyak kuil Etruska dan Romawi didirikan untuk memuja ketiga dewa ini bersama-sama. Juno adalah istri Jupiter, seperti halnya Hera, istri Zeus, di Yunani. Sementara Minerva adalah putri Jupiter, dan diasosiasikan dengan Athena, yang merupakan putra Zeus, di Yunani.
Ø  Venus
Venus adalah dewi cinta dan kesuburan. Orang Romawi memberi persembahan padanya jika mereka ingin punya bayi, atau supaya dicintai oleh orang idaman mereka. Dalam kepercayaan Romawi, Venus sangatlah mirip dengan dewi Afrodit, dewi cinta dari Yunani.
Ø  Kastor dan Pollux
Kastor dan Pollux aslinya adalah dewa Yunani, namun ketika Romawi bertempur melawan Etruska pada 496 SM, para prajurit Romawi melihat citra Kastor dan Pollux ikut bertempur di pihak Romawi. Romawi akhirnya menang dan sejak itu bangsa Romawi terus berusaha suapaya Kastor dan Pollux tetap mmebantu mereka. Orang Romawi membangun kuil yang indah untuk Kastor dan Pollux supaya kedua dewa itu betah berada di Romawi. Kastor dan Pollux pun akhirnya menjadi dewa Romawi.
Kastor dan Pollux adalah kembar, putra Leda, dan saudara Helena dari Troya dan Klitemnestra. Dalam beberapa versi, Kastor dan Pollux adalah putra Jupiter sehingga mereka berdua abadi. Dalam versi lainnya, Pollux abadi sedangkan Kastor tidak.
Pemujaan pemimpin :
Jenderal Romawi Pompey, ketika menaklukan Asia Barat sekitar 50 SM, merasa malu ketika menyadari bahwa orang-orang di sana menyembahnya sebagai dewa. Mereka berdatangan dari kota untuk berdoa padanya, bersujud di depannya, membuat patungnya dan menaruhnya di kuil, serta melakukan persembahan untuknya. Ketika Pompey bertanya, mereka menjawab bahwa mereka sudah biasa menyembah penguasa sejak masa Aleksander Agung, sekitar 300 tahun sebelumnya.
Setelah Pompey terbunuh dan Augustus berkuasa, Augustus membiarkan pemujaan kaisar berlanjut, sehingga orang-orang di Asia Barat dan Mesir terus menyembah kaisar Romawi sebagai dewa sampai nantinya mereka dikristenkan pada 300 M. Pada kenyataannya, penyembahan kaisar adalah salah satu tradisi yang paling sulit dihilangkan dan baru benar-benar berhenti pada 400 M.
Kita mungkin akan merasa heran pada orang-orang yang menyembah manusia sebagai dewa, namun sebenarnya praktik ini tidak seaneh itu. Bangsa Roamwi menyembah banyak dewa, beberapa dewa lebih kuat dari beberapa yang lain, namun tidak ada satupun dari dewa-dewa itu yang lebih berkuasa daripada Tuhan yang disembah oleh orang Muslim, Nasrani, atau Yahudi pada saat ini. Selain itu, banyak pula dewa yang kurang berkuasa. Karena itu kaisar dipercaya bisa mencapai derajat dewa. Bagi rakyat jelata, kaisar sama jauhnya dengan para dewa, kaisar sulit ditemui dan tidak sembarang orang bisa bertemu atau berbicara dengannya. Kaisar juga berkuasa, dia bisa mengirim makanan jika rakyat menderita kelaparan, dia bisa membangun kanal jika dibutuhkan, dia bisa membuat seluruh kota dihancurkan jika mau. Pada kenyataannya, dia melakukan semua hal tersebut lebih sering daripada para dewa. Karena itulah orang-orang menyembahnya.
D.       Sosial
Kekaisaran Romawi sangat luas sehingga dihuni oleh orang yang berbeda-beda. Ada banyak cara hidup di Romawi. Ada beragam jenis keluarga di Kekaisaran Romawi. Secara umum, persamaan kedudukan pria dan wanita di bawah hukum Romawi agak lebih baik dibandingkan dengan hukum Yunani atau bahkan hukum Islam. Persamaan gender di Romawi lebih tinggi di daerah barat, seperti di Eropa dan Afrika Utara, daripada di daerah timur seperti di Asia Barat, yang meneruskan tradisi-tradisi Yunani.
Orang-orang dari ras dan budaya minoritas kemungkinan merasa lebih nyaman berada di bawah hukum Romawi. Ada banyak orang berbagai budaya dan suku yang berinteraksi di kekaisaran sehingga muncul toleransi yang tinggi terhadap budaya lain. Di pihak lain, hubungan ini kadangkala juga dapat meletus menjadi kekerasan terhadap kelompok minoritas.
Banyak orang yang menjadi budak di setiap penjuru kekaisaran, dari awal hingga akhir masa kekaisaran, namun lagi-lagi jenis perbudakan dan cara budak diperlakukan tergantung lokasi dan waktu saat itu. Di Italia dan Sisilia, dan mungkin juga di beberapa tempat lainnya, ladang yang luas diolah oleh budak-budak yang diperlakukan dengan buruk. Namun budak-budak lainnya menjadi pekerja di rumah, seperti misalnya menjadi pembantu, juru masak, pencuci, dan pengurus kandang. Jenis budak yang kedua diperlakukan lebih baik. Banyak juga budak yang dipekerjakan oleh pemerintah, atau oleh bisnis swasta, atau menjadi manajer, atau mengurus toko, atau di pabrik kecil. Budak-budak lainnya merupakan penjahat yang dihukum untuk bekerja di tambang atau kerja paksa lainnya. Bahkan jika merdeka, mantan budak tetap tidak memiliki hak yang sama seperti halnya orang lain.
Di seluruh kekaisaran, banyak anak lelaki di kota yang pergi bersekolah. Beberapa anak perempuan bersekolah, namun sebagian besar tidak diizinkan bersekolah. Di daerah pedesaan, jumlah anak yang bersekolah jauh lebih sedikit lagi. Yang belajar di perguruan tinggi juga sedikit, karena jaraknya yang jauh, misalnya di Athena atau di Alexandria.
Anak-anak Romawi memiliki banyak teman, baik di sekolah, keluarga, atau di lingkungan sekitar mereka. Akan tetapi, lelaki dan gadis dari keluarga kaya tidak diperbolehkan untuk saling mencintai dengan leluasa karena biasanya pernikahan dilakukan melalui perjodohan yang diatur oleh keluarga. Sementara untuk orang miskin, percintaan bisa lebih leluasa.
E.        Arsitektur
Salah satu hal yang terkenal dari bangsa Romawi adalah kehebatan mereka dalah hal arsitektur. Bangsa Romawi banyak melakukan inovasi dalam bidang arsitektur, tiga yang terkenal adalah penggunaan atap melengkung, batu bata, dan semen.
Sekitar 700 SM, bangsa Etruska memmperkenalkan arsitektur Asia Barat ke Italia, dan mengajarkannya pada bangsa Romawi. Kini tidak banyak arsitektur Etruska yang tersisa, namun banyak makam bawah tanah mereka yang masih ada, selain juga reruntuhan kuil-kuil mereka.
Pada periode Republik, bangsa Romawi banyak melaukan pengembangan pada kota mereka. Mereka membangun saluran air, jalan, dan saluran pembuangan. Forum dan kuil Romawi juga berkembang. Orang-orang juga membuat teater dan colosseum untuk permainan para gladiator.
Kaisar pertama Romawi, Augustus, melakukan lebih banyak perubahan. Dia membangun Altar Perdamaian, pemakaman untuk keluarganya, dan teater batu yang besar untuk pertunjukan drama. Cucu tiri Augustus, Tiberius, membangun ulang kuil Kastor dan Pollux di Forum Romawi. Cicit buyut Augustus, Nero, juga membangun banyak bangunan, termasuk Istana Emasnya. Pada 69 M, Vespasianus mengambil beberapa material dari Istana Emas untuk membangun Kolosseum. Putra Vespasianus, Titus, membangun pelengkung kejayaan, dan putranya Domitianus membangun istana besar untuk dirinya sendiri di bukit Palatine.
Meskipun Domitianus terbuh pada 96 M, arsitek-arsitek selanjutnya terus menggunakan gaya yang pernah dikembangkan untuk istananya, karena kaisar-kaisar berikutnya tinggal di istana Domitianus.
Arsitek-arsitek Trajanus menggunakan batu bata dan lengungan beton untuk membuat bangunan Forum yang baru dengan tiang yang besar serta bangunan pasar. Trajanus juaga membangun pemandian umum besar pertama di kota Roma. Arsiteknya kemungkinan adalah orang yang sama yang nantinya membangun Pantheon Hadrianus, sebuah kuil untuk semua dewa. Kuil itu memiliki kubah yang sagat besar, dan tidak ada yang membuat kubah yang lebih besar dari ini selama lebih dari seribu tahun kemudian.
Di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi, orang-orang membangun forum, kuil, pemandian umum, dan amfiteater, meskipun secara umum lebih kecil daripada yang ada di kota Roma. Ada banyak kota yang sangat terawat di Kekaisaran Romawi. Di Italia ada kota Pompeii, Ostia, dan Cosa. Sementara di sekitar Mediterania, ada kota Ampurias di Turki, Caesarea di Israel, Lepcis Magna di Libya, Bulla Regia, Dougga, dan Maktar di Tunisia, Volubilis di Maroko, dan Italica serta Empurias di Spanyol.
Setelah masa kaisar Hadrianus, Romawi mulai jarang melakukan penaklukan sehingga harta pemasukan berkurang dan program pembangunan mulai dihentikan. Namun kaisar Caracalla masih bisa membangun pemandian umum yang besar di kota Roma pada awal 200-an M, dan di akhir 200-an M, kaisar Diokletianus membangun pemandian lainnya. Pada awal 300-an M, kaisar Maxentius membangun istana yang besar di luar dinding Roma, dan basilika di Forum Romawi. Kaisar Konstantinus membangun pelengkung kejayaan, beberapa gereja, dan memindahkan ibukota Kekaisaran Romawi ke Konstantinopel (Istanbul). Di sana, dia dan keturunannya membangun lebih banyak gereja, tempat sirkus, dan istana.
Ø  Arsitektur Etruska
Bangsa Etruska, sekitar 700 SM, adalah suku bangsa pertama di Italia utara dan tengah yang membangun bangunan besar dari batu. Mereka belajar dari orang Yunani dan Fenisia untuk membangun kuil batu besar untuk dewa-dewi mereka. Tidak banyak kuil Etruska yang masih tersisa. Ini barangkali beberapa kuil dibangun dari kayu dan tanah liat, dan yang lainnya dihancurkan oleh Romawi ketika mereka menaklukan Etruska. Namun ada reruntuhan kuil besar Etruska di sebelah barat kota Roma di Veii, dan di bukit Capitoline di Roma, menghadap Forum Romawi, ada fondasi dari satu kuil Etruska yang sangat besar.
Kuil Etruska memiliki beberapa ciri yang mirip dengan kuil Yunani, namun juga memiliki sejumlah perbedaan. Seperti kuil Yunani, kuil Etruka memiliki ruangan batu, cella, di bagian dalam, ruangan itu berdiri di atas paltform yang membuatnya berada di atas tanah. Juga, seperti kuil Yunani, terdapat atap dan tiang berpuncak. Namun di kuil Etruska, tiangnya hanya di bagian depan, tidak seperti kuil Yunani yang tiangnya ada di semua sisi. Selain itu, platfrom di kuil Etrusa juga lebih tinggi, kadang-kadang mencapai dua meter atau bahkan lebih. Tangga pada kuil Etruska juga hanya terdapat di bagian depan, sedangkan kuil Yunani memiliki tangga di semau sisi. Kuil Etruska biasanya dibangun dari tufa atau travertin dan bukan marmer. Kuil Etruska juga seringkali dilengkapi dengan patung tanah liat di bagian atapnya.
Tidak banyak yang diketahui mengenai rumah-rumah Etruska, karena dibangundengan kayu dan tanah liat sehingga tidak tahan lama. Namun bangsa Etruska membangun makam dari batu, dan mereka senang jika makam mereka mirip dengan rumah, sehingga dapat diperkirakan bentuk rumah Etruska dari bentuk makamnya. Ada dua pemakaman Etruska utama yang tlah digali; yang satu disebut Cerveteri dan yang satunya disebut Tarquinia. Keduanya terletak tak jauh di sebelah utara Roma.
Ø  Cerveteri
Bangsa Etruska percaya bahwa pemakaman harus dipisahkan dari tempat pemukiman manusia. Orang tidak boleh dikubur di dalam perbatasan sakral kota (pomerium). Mereka ingin supaya kerabat mereka yang telah mati merasa nyaman. Akhirnya, sekitar 700 SM, bangsa Etruska membangun kota khusus sebagai tempat pemakaman.
Untuk membangun pemakaman itu, bangsa Etruska menggunakan batu tufa lembut yang banyak terdapat di Italia utara. Mereka membangun makam mereka sesuai dengan bentuk rumah mereka, dengan pintu dan jendela. Di dalam makam mereka membuat ranjang sebagai kuburan bagi jenazah, lengkap dengan bantal, dan kadang disertai pula dengan kursi.
Tiap makam dapat menampung banyak jenazah, jadi seseorang dapat dikubur bersama dengan orang tua dan kakek-neneknya. Di dalam makam, ditaruh pula benda-benda yang dipercaya akan diperlukan oleh roh orang yang telah meninggal dalam kehidupan selanjutnya, antara lain panci dan wajan, piring, kendi, tali, pisau, serta lampu minyak.
Seringkali orang Etruska menaruh guci Yunani, yang dibuat di Korinthos atau Athena dan diekspor ke Italia melalui kapal laut untuk kemudian dijual kepada orang Etruska. Sebagian besar guci Yunani yang ada pada masa kini ditemukan di makam-makam Etruska. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak mampu membangun makam besar yang mewah. Rakyat jelata biasanya dikubur di makam yang lebih sederhana, yang diletakkan pada dinding batu.
Ø  Bangunan penting


F.        Ekonomi
Sebagian besar orang di Romawi adalah petani, dan beberapa petani adalah budak meskipun sebagian besarnya adalah orang merdeka. Mereka menanam gandum, barley, zaitun, anggur, apel, bawang, dan seledri. Mereka biasanya menjual hasil panen mereka di pasar kota. Petani Romawi membayar pajak sebagian dengan uang, sebagian lagi dengan hail panen. Dengan uang dari penjualan hasil panen, para petani bisa membeli makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya. Mereka juga membeli hewan untuk dipersembahkan pada dewa.
Banyak petani tinggal di desa kecil, namun banyak juga yang tinggal di kota yang agak besar, dan pergi ke ladang mereka setiap hari. Di desa, orang-orang kebanyakan tinggal di bangunan dari batu bata yang dilengkapi halaman. Orang yang tinggal di kota biasanya tinggal di bangunan apartemen kecil tanpa halaman dan dapur, sehingga mereka harus membeli makanan di pedagang jalanan atau restoran.
Orang kaya beserta budak-budak mereka juga tinggal di kota. Beberapa dari orang kaya ini adalah tuan tanah, yang menyewakan tanah mereka pada para petani miskin, atau menyuruh budak untuk mengurusnya. Beberapa orang kaya menjalankan bisnis pembuatan pakaian atau peralatan. Beberpa orang yang lebih miskin menajdi pengajar, dokter, pemabawa air, atau pengemis. Kaum perempuan menjual barang-barang di toko, menjadi penjahit, atau mengemis. Perempuan biasanya tidak menjadi pengajar di sekolah.
Bangsa Romawi juga melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lainnya. Mereka menyeberangi Laut Tengah untuk membeli papirus dari Mesir, kaca dari Fenisia, daging babi dan garam dari Austria, timah dari Inggris, saus ikan, alat masak, dan piring dari Afrika Utara, dan minyak zaitun dari Spanyol. Bahkan petani biasa mampu membeli banyak dari benda-benda tersebut.
Beberapa pedagang bahkan pergi lebih jauh, ke Samudra Hindia atau menyebrangi Asia Barat, untuk berdagang dengan orang india dan memperoleh kapas, kayu manis, bumbu-bumbu, dan bahkan sutra yang datang dari Tiongkok. Benda-benda ini tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh golongan orang kaya.
G.       Filsafat
Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa Romawi menaklukan Yunani, karena itu banyak prajurit dan jendral Romawi yang melakukan kontak dengan para filsuf Yunani.
Orang Romawi menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang Romawi menjadi tertarik, dan pada sekitar 50 SM, orang Romawi mulai menulis filsafat mereka sendiri, meskipun sebagian besarnya masih merupakan terjemahan dari bahasa Yunani ke bahasa latin. Perempuan tidak diperbolehkan belajar filsafat.
Salah satu orang Yunani yang menulis mengenai filsafat adalah Lucretius. Dia mengikuti pandangan filsafat Epikurean Yunani. Dia menulis sebuah syair panjang berjudul Sifat Benda, yang menjelaskan mengenai filsafat Epikurean dalam bahasa latin untuk orang yang tidak bisa berbahasa Yunani.
Filsuf Yunani lainnya adalah Cicero, yang menulis filsafat pada waktu yang hampir sama dengan Lucretius. Cicero merupakan filsuf yang skeptis. Seperti orang Skeptis lainnya, Cicero berpikir bahwa kita harus mempertanyakan setiap gagasan atau fakta yang kita dapatkan, dan harus selalu bertanya, "Bagaimana mereka tahu itu?" atau "Bagaimana mereka yakin?" atau "Bagaimana dengan hal lainnya?". Cicero mencoba menggunakan filsafat untuk membuat manusia berpikir lebih logis, supaya mereka bisa lebih baik dalam membuat keputusan dalam pemerintahan. Namun Cicero juga memegang beberapa gagasan Stoik, terutama bahwa manusia harus mencoba menjadi sebaik mungkin.
Kira-kira seratus tahun kemudian, pada masa kaisar Claudius dan Nero, seorang filsuf bernama Seneca menulis essai mengenai filsafat Stoik. Seneca beranggapan bahwa manusia tidak boleh menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Manusia seharusnya mempergunakan waktunya dengan baik, membuat dunia menjadi lebih baik, dan memperluas pemikiran dengan mempelajari filsafat.
Pada masa-masa akhir Kekaisaran Romawi, banyak pria dan wanita yang mulai berpikir tentang dunia dalam sudut pandang Nasrani. Santo Augustine dan Santo Ambrose mempelajari filsafat dari masa sebelumnya dan berusaha menciptakan filsafat Nasrani yang bisa mencakup gagasan Nasrani maupun filsafat Yunani dan Roamwi. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, orang-orang tetap berpikir mengenai gagasan tersebut, bahkan ada beberapa perempuan juga. Baik di Kekaisaran Islam maupun Eropa Abad pertengahan, orang-orang seperti Maimonides dan Dante terus berusaha menyatukan agama dengan filsafat.
H.       Pengetahuan
Pencapaian ilmu pengetahuan Romawi kebanyakan terjadi dalam bidang pengobatan dan teknik. Bangsa Romawi menemukan banyak cara baru untuk menambang barang-barang mineral seperti emas dan timah. Mereka juga mengembangkan instalasi air dan penggilingan biji-bijian. Dan mereka adalah bangsa pertama yang menggunakan beton untuk membuat bangunan. Penggunaan beton membantu mereka untuk lebih mengembangkan kubah dan bentuk-bentuk bangunan lainnya. Bangsa Romawi juga menggunakan kemampuan mereka dalam bidang teknik untuk membangun sistem pembuangan kotoran untuk menjaga kota tetap bersih dan sehat.
Orang Romawi di Foenikia menemukan gelas tiup, selain itu tembikar cetak dan lampu minyak petama kali dibuat pada masa Romawi. Bangsa Romawi tidak mengalami banyak perkembangan dalam bidang matematika, namun mereka berhasil menciptakan sistem penulisan angka mereka sendiri.
Ø  Pengobatan
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa Yunani. Faktanya, sebagian besar dokter Romawi berasal dari Yunani, atau merupakan keturunan Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan (empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah) dan metode pengobatan dengan cara pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galen, yang hidup pada tahun 100-an Masehi dan menulis sebuah buku tentang pengobatan. Buku Galen tersebut (sebenarnya merupakan versi pendeknya) menjadi buku pengobatan utama yang digunakan oleh para dokter di Eropa selama ratusan tahun berikutnya. Galen mengulangi banyak penelitian Hippokrates mengenai empat cairan, namun dia juga menambahkan banyak sekali hasil penelitiannya tentang tubuh manusia. Galen mempelajari bagian dalam tubuh manusia dengan cara memeriksanya langsung. Biasanya dia mengamati tubuh prajurit atau gladiator yang terluka. Dan dia memebdah banyak hewan untuk mengetahui cara kerja tubuh mereka. Galen tentunya mengetahui tentang anatomi lebih banyak daripada Hippokrates. Galen memahami bahwa darah dialirkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Dan dia sudah mengungkap bahwa saraf mengendalikan gerakan tubuh, dan bahwa manusia berpikir menggunakan otak. Namun dia tidak membuat banyak kemajuan dalam hal metode pengobatan terhadap manusia. Dia masih berpikiran bahwa metode pengeluaran darah adalah cara yang baik.
Ø  Angka Romawi
Bangsa Romawi mempergunakan beberapa sistem berbeda untuk penulisan angka. Kadang mereka menulis angka seperti ini: I, II, III, IV, V dan di lain waktu mereka mempergunakan angka Yunani. Angka Romawi tidak selalu ditulis dengan cara yang sama. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka Roamwi.

Lambang
Nilai
I
1
II
2
III
3
IV (atau IIII)
4
V
5
VI
6
VII
7
VIII
8
IX (atau VIIII)
9
X
10
XI
11
XIV
14
XIX
19
XX
20
XXX
30
XL
40
L
50
LX
60
XC
90
C
100
CC
200
CD
400
D
500
DC
600
CM
900
M
1000

Jadi, MMIII adalah 2003, dan XXIV adalah 24, dan CLVII adalah 157. Menaruh angka yang lebih besar seperti V setelah angka yang lebih kecil seperti I berarti V dikurangi I atau 5 dikurangi 1 yang berarti 4.
Berikut ini adalah beberapa contoh lainnya:
  • 314 = CCCXIV
  • 26 = XXVI
  • 1975 = MCMLXXV
  • 2010 = MMX
Dengan sistem penulisan seperti ini, anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika melakukan perkalian, pembagian, atau penambahan angka dalam jumlah besar. Karena itu, anak-anak Romawi, bahkan anak-anak yang bersekolah, tidak melakukan perkalian dan pembagian angka besar di kertas, tetapi mereka menghafal tabel perkalian. Untuk angka-angka besar, mereka mempergunakan papan hitung atau abacus. Tetapi banyak perkalian dan pembagian angka besar biasanya dilakukan oleh orang Romawi yang ahli, bukan oleh orang biasa.
Ø  Saluran pembuangan
Di kora-kora besar, orang-orang sering sakit karena meminum air yang telah terkontaminasi kotoran manusia. Untuk menyelesaikan masalah ini, banyak kota di Romawi yang membangun akuaduk untuk menyediakan air bersih dari perbukitan di dekitar kota. Peemrintah juga membangun jamban umum dan saluran pembuangan untuk mengalirkan kotoran dan membuangnya ke sungai. Ada juga toilet umum yang memiliki jamban untuk banyak orang sekaligus. Beberapa saluran pembuangannya masih dipergunakan hingga saat ini.
I.          Seni dan Sastra
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruska, karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruska. Maka dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani. Roamwi baru memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan berdirinya Republik Romawi. Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.
Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi, banyak sekali patung yang dibuat.
Sekitar tahun 200 SM, Romawi mulai menaklukan Yunani, dan hal ini sangat mempengaruhi gaya seni mereka. Ketika pasukan Romawi memasuki Yunani, mereka melihat banyak sekali karya seni di kuil, di pemakaman, di alun-alun kota, dan di rumah-rumah. Mereka sangat mengagumi karya seni Yunani. Bangsa Romawi pun mengambil banyak karya seni Yunani, baik dengan cara membelinya, mencurinya, atau kadang memeprolehnya dari orang Yunani sebagai hadia). Bangsa Romawi juga banyak membawa pematung Yunani (kadang dengan cara memperbudak mereka) ke Romawi supaya mereka bisa membuat lebih banyak karya seni untuk Romawi.
Seni Romawi pada abad pertama dan kedua Masehi masih meneruskan gaya dari masa sebelumnya. Namun seniman Romawi mulai menambahkan fungsi seni sebagai propaganda untuk menunjukkan pada rakyat Romawi apa yang diinginkan oleh kaisar untuk diketahui atau dipikirkan oleh rakyatnya, beberapa contohnya adalah Pelengkung Titus dan Tiang Traianus.
Ada banyak lukisan dinding pada masa ini. Lukisan dinding pada abad pertama Masehi kadang dibagi menjadi beberapa gaya berbeda. Gaya pertama adalah lukisan dinding yang membuat dinding rumah nampak seperti dibuat dari marmer, meskipun pada kenyataannya itu dibuat dari bahan yang jauh lebih murah dariapda marmer. Gaya kedua adalah lukisan dinding yang dihiasi dekorasi bunga, burung, tanaman, atau buah-buahan. Gaya ketiga adalah lukisan dinding yang dihiasi gambar-gambar manusia. Di salah satu vila di kota Pompeii, ditemukan adanya lukisan dinding dengan gambar orang-orang (dalam ukuran sebenarnya) yang sedang mengobrol dan duduk. Selain itu, ada pula berbagai variasi lainnya. Bangsa Galia menggabungkan gaya seni mereka dengan gaya Romawi. Begitu juga bangsa Briton, Spanyol, Kartaghe, Punisia, dll.
Pada abad ketiga Masehi, beberapa konsep baru bermunculan dalam seni Romawi. Yang pertama adalah peperangan dengan kaum Jerman di utara. Hal ini ikut diabadikan dalam seni (kadang dengan gaya yang berlebihan), seperti misalnya pada Tiang Markus Aurelius, yang memperlihatkan orang-orang yang kepalanya dipotong atau isi perutnya dikeluarkan. Contoh lainnya adalah Pelengkung Severus. Yang kedua adalah penggunaan bor yang mulai menggantikan pahat. Hal ini membuat pembuatan patung menjadi lebih mudah dan cepat. Patung Romawi pun terlihat berbeda. Yang ketiga adalah meningkatnya perhatian ada jiwa, mungkin akibat pengaruh agama Nasrani. Hal ini ditunjukkan dengan patung-patung yang lebih menekankan pada mata (jendela jiwa), kadang dengan pandangan ke atas (surga). Bagian tubuh pun dianggap kurang penting sehingga para pematung kadang membuat bagian tubuh lainnya secara tidak akurat, kadang tangan dan kakinya terlalu pendek, atau kepalanya terlalu besar. Gaya ini terus berlanjut sampai kejatuhan Romawi.
Kekaisaran Romawi bertahan selama lebih dari seribu tahun, jadi banyak tulisan yang dihasilkan oleh orang Romawi. Bahasa Latin, sebagai bahasa orang Romawi, ditulis memakai alfabet yang diadaptasi dari alfabet Yunani dengan beberapa perubahan. Alfabet Latin atau Romawi pada dasarnya merupakan alfabet yang digunakan oleh banyak bangsa di dunia pada saat ini, termasuk di Indonesia. Untuk penggunaan di masa sekarang, alfabet Romawi ditambahi dnegan huruf J, U, dan W.

 Nama :
Al – Donna Z. K.         114284015

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

 

My colorful world (Al - Donna Zahra Khairani) Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review