Minggu, 22 September 2013

Psikologi Pendidikan

Diposting oleh Pernak Pernik Sejarah di 11.58
1.        Definisi Psikologi Pendidikan
a.    Menurut definisi para tokoh
·         Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut: penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, serta  penyelenggaraan pendidikan keguruan
·         Menurut Muhibbin Syah,
Psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan.
·         Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
·         Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
   Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
·         Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
   Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
b.    Menurut saya, Psikologi pendidikan adalah suatu pengetahuan secara sistematis yang mempelajari tentang teori dan masalah dalam bidang pendidikan termasuk didalamnya teknologi pendidikan, perkembangan kurikulum, serta metode pembelajaran
2.    Semakin lama Ilmu Sejarah akan berkembang mengikuti perkembangan jaman. Oleh karena itu kontribusi psikologi pendidikan dalam perkembangan ilmu sejarah adalah dapat membatu manusia untuk menyesuaikan potensi dan motivasi serta minat yang dimiliki oleh individu (peserta didik) dengan perkembangan ilmu sejarah yang semakin luas agar dapat dicapainya perkembangan individu yang optimal.
3.        Dalam psikologi pendidikan terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam suatu penelitian, termasuk metode observasi dan metode wawancara. Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, melalui proses penglihatan, sedangkan metode wawancara adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak yang digunakan untuk tujuan tertentu, misal konseling. Namun metode – metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
Metode Observasi
Kelebihan
Kekurangan
pengamatan langsung atas perilaku, memungkinkan peneliti untuk merekam perilaku sebagaimana adanya
persepsi selektif. Orang cenderung memilih satu hal sebagai pusat pengamatan, sehingga hal lain luput dari pengamatan
peneliti memperoleh data dari tangan pertama
indra kurang bisa membuat perbandingan, karena indra cenderung menyesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu
informasi yang didapatkan lebih mendalam bila dibandingkan dengan metode penelitian lain
tugas observasi dapat terganggu pada waktu ada peristiwa yang tidak terduga, misalnya cuaca
lebih sedikit tuntunan bagi subyek yang diteliti
dibutuhkan pengatahuan yang lebih tentang persoalan pokok yang diamati dan pengalaman yang memadai
tidak tergantung pada self report karena observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau menceritakan pengalamannya
proses pengamatan dapat berpengaruh terhadap gejala-gejala yang diamati. Subyek memanipulasi diri dihadapan pengamat

Metode Wawancara
Kelebihan
Kekurangan
Dapat menangkap aspek non verbal dari responden saat menjawab
Responden mungkin sangat tertutup mengingat mereka harus memberikan informasi kepada orang asing
peneliti memperoleh data secara langsung dari responden
Peneliti harus memiliki bekal keahlian untuk melakukan wawancara
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu.
wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.
Responden dapat berhenti dalam menjawab pertanyaan serta meminta wawancara dihentikan, apabila dia merasa tidak nyaman dengan proses wawancara tersebut.
Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi.

4.        Tugas perkembangan kognitif pada remaja:
·         Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang suatu gagasan yang abstrak
·         Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
·         Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak
·         Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis
·         Memikirkan masa depan dan perencanaan
·         Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
·         Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)
Tugas perkembangan pribadi pada remaja:
·         Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
·         Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
·         Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
·         Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
·         Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri
5.      Manfaat memahami tugas perkembangan kognitif dan tugas perkembangan kepribadian bagi saya sebagai calon guru sejarah adalah:
·         Perkembangan kognitif:
Kita dapat memahami bahwa motivasi berasal dari dalam diri individu (intrinsik) yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, dapat menjadi fasilitator terhadap pengelolaan kelas yang berpusat pada peserta didik, Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program pendidikan yang berupa pengetahuan – pengetahuan terpadu secara hierarkis, serta dapat mengembangkan sisi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.
·         Perkembangan kepribadian:
Merencanakan & mengorganisasikan prosedur pembelajaran dikelas dan bersifat fleksibel dalam merencanakan prosedur pembelajaran, menegakkan disiplin dengan cara yang positif, menunjukkan sikap memahami & simpati dalam bekerja dengan siswa, bersahabat dan ramah dalam bergaul dengan siswa, dan memberikan komentar dan penghargaan kepada siswa yang melakukan tugas dengan baik
6.        Persepsi adalah merupakan suatu proses pengamatan sensorik terhadap suatu objek yang menyangkut tanggapan mengenai kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tertentu. Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterprestasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Melalui persepsi kita dapat mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu karena persepsi dapat terjadi kapan saja.
7.        Manfaat memahami persepsi sebagai guru adalah kita dapat mengetahui bagaimana peserta didik menerima, merasakan, menginterpretasikan, serta menilai tentang materi yang kita sampaikan. Tentu saja persepsi setiap peserta didik berbeda antar individu, hal ini di pengaruhi oleh perbedaan kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus. Apabila dalam sebuah kelas ada peserta didik yang lambat belajar, tentu kita akan memperlakukannya beda dengan peserta didik yang cepat tanggapterhadap materi yang disampaikan.
  
DAFTAR PUSTAKA

·            Sumarno, Alim. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi: e-learning (online), (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-persepsi, diakses pada 23 April 2012)
·           Aminah. 2011. Metode Penelitian Psikologi Pendidikan: e-learning (online), (http://blog.elearning.unesa.ac.id/aminah/metode-penelitian-psikologi-pendidikan, diakses pada 23 April 2012)
·           Sumarno, Alim. 2011. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi: e-learning (online), (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/kelebihan-dan-kelemahan-metode-diskusi, diakses pada 23 April 2012)
·           Sumarno, Alim. 2011. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi: e-learning (online), (http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/kelebihan-dan-kelemahan-metode-diskusi, diakses pada 23 April 2012)
·           Sudrajad, Akhmad. 2011. Kontribusi Psikologi terhadap Pendidikan: jurnal (online), (http://episentrum.com/artikel-psikologi/kontribusi-psikologi-terhadap-pendidikan/, diakses pada 23 April 2012)



0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

 

My colorful world (Al - Donna Zahra Khairani) Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review