Prasasti Wanua Těngah III berangka
tahun 830 Saka (903 M) dikeluarkan oleh Rakai Watukara dyah Balitung. Seperti
halnya prasasti Mantyāsih, prasasti Wanua Těngah III memuat daftar nama-nama
raja Matarām Kuno. Hanya saja, nama-nama raja yang disebutkan dalam kedua
prasasti tidak sama. Jika dalam prasasti Mantyāsih, daftar tersebut hanya
menyebutkan nama-nama raja yang memerintah di Mědang (rahyang tumuhun ri
mdang ri poh pitu) dan gelar mereka saja. Sedangkan dalam prasasti Wanua Těngah
III selain nama-nama raja, juga memuat kapan raja-raja tersebut naik takhta.
Selain itu, nama-nama raja yang dimuat pada prasasti Wanua Těngah III lebih
banyak jumlahnya dari yang disebut dalam prasasti Mantyāsih.
Tidak hanya sampai di situ,
perbedaan lainnya juga terdapat dalam penyebutan nama raja yang berbeda seperti
Rakai Panunggalan yang disebut dalam prasasti Mantyāsih setelah Rakai
Panangkaran dan sebelum Rakai Warak Dyah Manara, dalam prasasti Wanua Těngah
III nama tidak ada dan sebagai gantinya ada tokoh yang disebut Rake Penaraban
(784-803 M). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Rake Panunggalan sama
dengan Rake Panaraban. Sri Maharaja
Watuhumalang dalam prasasti Mantyāsih disebut sebagai Rake Wungkalhumalang dyah
Jbang dalam prasasti Wanua Těngah III. Mengingat kata watu sama dengan wungkal,
jadi dapat dipastikan bahwa Rake Wungkalhumalang dyah Jbang adalah Watuhumalang
(894-898 M). Sementara itu, Sri Maharaja Rakai Warak dalam prasasti Mantyāsih,
dalam prasasti Wanua Těngah III disebut Rake Warak Dyah Manara.
Pada prasasti Mantyāsih menyebut
delapan orang raja yang pernah memerintah Mědang di Wilayah Poh Pitu. Kedelapan
orang raja ini bergelar çri maharaja kecuali Sanjaya yang bergelar Sang
Ratu.
Berdasarkan isi prasasti Mantyāsih, nama
kerajaan yang didirikan oleh Sanjaya yang ditandai dengan pendirian lingga di
atas gunung dalam prasasti Canggal itu adalah Matarām. Sanjaya yang bergelar
Sang Ratu Mataram tampak berdiri sebagai pendiri kerajaan (the founding father)
terlebih dengan posisinya yang berada di puncak daftar nama-nama raja yang
pernah memerintah di wilayah Poh Pitu, termasuk pada prasasti Mantyāsih serta
prasasti Wanua Těngah III.
Adapun daftar raja yang tercantum
dalam prasasti Mantyāsih adalah sebagai berikut:
1.
Rakai Mataram Sang
Ratu Sanjaya
2.
Rakai Panangkaran
Dyah Sangkhara
3.
Rake Panunggalan
4.
Sri Maharaja Rakai
Warak
5.
Rake Garung
6.
Rake Pikatan Dyah
Saladu
7.
Rake Kayu Wangi
Dyah Lokapala
8.
Sri Maharaja
Watuhumalang
9.
Rake Watukara Dyah
Balitung
Sedangkan
daftar raja-raja yang tercantum dalam prasasti Wanua Těngah III yang berangka
tahun 830 Saka (903 M) adalah sebagai berikut:
No
|
Nama
|
Naik Tahta
|
1
|
Rakai Panangkaran
|
746-784 M
|
2
|
Rake Panaraban
|
784-803 M
|
3
|
Rake Warak Dyah
Manara
|
803-827 M
|
4
|
Dyah Gula
|
827-828 M
|
5
|
Rake Garung
|
828-847 M
|
6
|
Rake Pikatan Dyah
Saladu
|
847-855 M
|
7
|
Rake Kayuwangi Dyah
Lokapala
|
855-885 M
|
8
|
Dyah Tagwas
|
885 M
|
9
|
Rake Panumwangan
Dyah Dewendra
|
885-887 M
|
10
|
Rake Gurunwangi Dyah
Badra
|
887 M
|
11
|
Rake Wungkalhumalang
dyah Jbang
|
894-898 M
|
12
|
Rake Watukara Dyah
Balitung
|
898-908 M
|
Ada empat raja yang tidak disebutkan
dalam prasasti Mantyāsih, yaitu Dyah Gula (5 Agustus 827-24 Januari 828 M),
Dyah Tagwas (5 Februari-27 Sebtember 885 M), Rake Panumwangan Dyah Dewendra (27
September 885-27 Januari 887), Rake Gurunwangi Dyah Bhadra yang hanya menjadi
raja selama 28 hari sebelum melarikan diri dari keratonnya.
Perbedaan daftar nama-nama raja
dalam prasasti Mantyāsih disebabkan oleh perbedaan latar belakang
dikeluarkannya prasasti. Prasasti Mantyāsih diterbitkan dalam rangka
melegitimasikan dirinya sebagai pewaris takhta yang sah., sehingga yang
disebutkan hanya raja-raja yang berdaulat penuh atas seluruh wilayah kerajaan.
Dyah Gula, Dyah Tagwas, Rake Panumwangan Dyah Dewendra, Rake Gurunwangi Dyah
Bhadratidak dimasukkan dalam daftar
karena mereka tidak berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Matarām Kuno. Hal ini
dapat dilihat dari singkatnya masa pemerintahan mereka.
Sedangkan prasasti Wanua Těngah III
sikeluarkan sehubungan dengan perubahan-perubahan status sawah sebagai sîma
di Wanua Těngah, sehingga semua penguasa yang mempunyai sangkut paut dengan
perubahan status sawah disebutkan. Nama Sanjaya sebagai cikal bakal kerajaan
Matarām Kuno pun tidak disebutkan karena status sawah di Wanua Těngah III
sebagai sîma baru dimulai pada masa pemerintahan Rake Panangkaran
Nama : Al – Donna Zhara Khairani
NIM : 114284015
Kelas : A
0 komentar:
Posting Komentar