A.
Pengertian
Hindu adalah nama untuk menyebut asal mula negara agama Hindu yaitu
India (Hindustan/Hindia). Suatu kepercayaan yang kini dianut sekitar 400 juta
orang di dunia yang sudah ada sejak 500 tahun sebelum Masehi. Agama ini
merupakan hasil sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Aria (dari
ras Indo-Eropa/Indo-Jerman) dengan penduduk asli dravida. Agama hindu merupakan
sistem kepercayaan mengenal banyak dewa-dewa, sehingga dikategorikan sebagai
agama yang menganut paham politeisme.
Dibandingkan Agama-Agama pada umumnya :
·
memiliki
kitab suci sebagai sumber dan pedomannya;
·
memiliki
Nabi/Rosul sebagai pembawanya;
·
memiliki
tata aturan/syariat/hukum sebagai pedoman pelaksanaan.
Bagaimana dengan agama Hindu? “kepercayaan monoteisme Hindu
bersifat dualisme, yaitu ketika menggambarkan dewa untuk mewakili peristiwa
tunggal bersifat satu dewa (monoteis), namun dari jumlah dewa bersifat banyak
dewa (polyteis)”
Dalam agama Hindu tidak ada guru atau nabi yang diakui bersama
sebagai tokoh sentral Hinduisme dalam tradisi religinya. Kepercayaan Hindu
(termasuk Budha) adalah agama yang berpangkal dan berkembang dari alam
pikiran/filsafat yang terkodifikasi dalam kitab-kitab yang mengalami perkembangan
cukup lama. Kitab agama Hindu adalah Weda.
B.
Kitab
Weda
Weda dalam arti sederhana, Weda berasal dari kata “wid’ = tahu.
Weda adalah kumpulan dari 4 samhita (himpunan) sehingga dikenal Weda
Samhita yang terdiri :
1.
Regweda
: terdiri 1028 sukta/hymn (syair-syair) sebagai sarana pujian terhadap
dewa-dewa. Samaweda : berisi syair-syair dari Regweda yang diberi tanda untuk dinyayikan.
2.
Yajurweda : berisi do’a untuk mengantar sesaji kepada Dewa yang diiringi pujian dari Regweda dan
Samaweda.
Weda dalam pengertian luas adalah kitab yang mencakup kitab
Brahmana, yang berisi tentang keterangan mengenai sesaji, upacara, serta memuat
kitab Upanisad . Upanisad adalah kitab yang
memuat tentang filsafat hidup, yang kemudian menjadi sumber ketuhanan dalam
religi Hindu. Jadi Weda merupakan himpunan kitab-kitab dalam Wedasamhita
(himpunan Kitab Weda) yang didalamnya ada Brahmanaya, dan ada upanisadnya. Dalam
Tradisi Hindu kitab-kitab tersebut adalah ciptaan Dewa brahma sendiri yang
diwahyukan kepadapara Resi dalam bentuk mantera-mantera (Manaf, 2006:8).
Kitab Weda Berbahasa Sanskerta yang merupakan campuran dari Bahasa
Aria, Dravida, dan Naisadha. Bangsa Aria berasal dari wilayah Indo-Jerman (daerah
sungai DONAU (sungai DON) berbahasa Indo-Jeman bersumber dari bahasa Slavian,
Jermania, Yunani, Romawi, dan bahasa latin Eropa. Semula bangsa Aria menjaga
kemurnian bahasanya, namun setelah ada yang kawin dengan budak dair bangsa
Dravida munculah bangsa baru India dan bahasa baru (Sanskerta). Dari bahasa
sanskerta itulah terkodivikasi kitab weda dalam waktu 1500-1000 SM.
C.
Perkembangan Kitab Weda
1.
Zaman Weda/Regweda
Zaman weda disebut juga zaman Regweda,
zaman ini belum mengenal ajaran tentang ajaran sebagaimana hindu saat ini. Pada
zaman itu masih dalam tahap pembentukan aturan oleh bgs Aria dengan penduduk
asli. Proses Wedanisasi, yaitu Bangsa Aria datang sekitar 1500 SM.,
menetap di daerah Lembah Sindu/ Panjab
(pesisir pantai), awalnya sebagai pengembara, beternak. Sebelumnya selalu
perpindah-pindah mencari padang rumput untuk lahan peternakan. Kedatangan
disertai dengan pertempuran dengan bangsa Dravia, dan akhirnya berhasil
menguasai wilayah Panjab. Setelah menetap kemudian menyebar ke pedalaman
kemudian menyusun aturan dalam bentuk Regweda. Jadi, Regweda merupakan kitab tertua
dalam kumpulan weda-weda. Dalam regweda terhimpun syair pujaan terdiri 3 baris,
dan tersusun secara bertahap dalam 10 mandala (buku).
2.
Zaman Brahmana
Brahmana
bukan nama tokoh atau dewa, tetapi kitab suci yang memuat aturan-aturan tentang
sesaji dan upacara. Sistem upacara dalam tradisi “Kebudaya Hinndu” memiliki
berbagai sarana, prasarana, dan tujuan (syarat, tenaga gaib apa yang dituju,
dsb.). Untuk melakukan upacara tidak semua orang/ kepala keluarga bisa
melakukan sendiri oleh kerena itu diperlukan Pendeta sebagai perantara
sekaligus yang menguasai. Zaman Brahmana ditandai dengan tersusunya sistem
peribadatan yang terpusat pada sistem
sesaji dan upacara, sehingga peran para Pendeta sangat vital. Semua
perlengkapan upacara hanya pendeta yang memahami, jika kurang dianggap tidak
sah dan bisa batal sesajinya. Peran vital Pendeta itulah yang menempatkan
golongan Pendeta dalam kelas utama dan terkemuka dalam zaman brahmana. Peran pendeta
sebenrnya telah dikenal sejak zaman Weda, dengan telah di buatnya pembagian
kelas (kasta) dalam masyarakat yaitu : brahma, yaitu orang yang memegang
kekuasaan dalam upacara/sesaji/agama. Kstaria, pemegang kekuasaan pemerintahan.
Wis, rakyat jelata. Pada zaman Brahmana pembagian kelas dipertegas dengan menambah golongan ke-4
(sebagai yang ditaklukkan) sehingga susunan kelas menjadi caturwarna
(empat kasta)* yaitu:
1.
Gol. Brahmana (Pendeta), 2. Gol. Kstaria (Bangsawan/pemerintah/militer), 3.
Gol. Waisya (Pedagang), 4. Gol. Sudra (Petani, buruh, budak, rakyat
jelata/taklukan)
3.
Zaman Upanisad
Upanisad artinya duduk mendengarkan pelajaran tentang ilmu kenyataan hidup. Dengan munculnya peran golongan Brahmana/pendeta dalam persoalan
hidup-mati/rohani, maka disusunlah buku Upanisad dan petunjuk bertapa
dan mengasingkan diri di hutan yaitu Aranyaka. Aliran-aliran itulah yang nantinya menjadi dasar dalam perkembanagan
agama Hindu.
D.
Kesimpulan
·
Zaman
weda, ditandai dengan adanya peribadatan yang berpusat pada pemujaan Dewa yang
melambangkan tenaga alam.
·
Zaman
Brahmana, ditandai pemujaan yang terpusat pada sesaji dan upacara yang
menyangkut azas rohani dan menempatkan peran utama dimonopoli golongan
Brahmana/Pendeta.
·
Zaman
Upanisad, ritual kegamaan berpusat pada mencari hakekat hidup secara batiniah, melalui berlaku
ritual, Pertapa, dan menjadi pengembara.
Nama :
Al – Donna Zhara Khairani
NIM :
114284015
Kelas
: A
0 komentar:
Posting Komentar